Kontribusi Asuransi Syariah Belum Maksimal di Tahun 2012
Kontribusi premi asuransi
syariah belum tumbuh besar pada 2012. Hingga kuartal ketiga 2012, total premi
asuransi syariah baru Rp 4,5 triliun, tumbuh 52,9 persen dibanding periode yang
sama di tahun sebelumnya.
Wakil Ketua Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia (AASI) Bidang Statistik, Srikandi Utami mengatakan aturan
uang muka pembiayaan sejak pertengahan 2012 tidak banyak membantu dalam
peningkatan premi.
“Asuransi jiwa syariah
berkontribusi Rp 9,1 triliun dan asuransi umum Rp 2,3 triliun,” kata dia di
Jakarta, Rabu (2/1). Dengan angka sebesar itu, kontribusi asuransi syariah 3,96
persen dari total premi industri asuransi Rp 114,3 triliun.
Dia memprediksi pertumbuhan
industri asuransi syariah mencapai 30 hingga 40 persen pada 2013. Pertumbuhan
ini bukan hal mustahil lantaran ada dua aturan baru dalam industri perbankan,
yaitu spin off unit usaha syariah perusahaan asuransi dan aturan modal minimal
perusahaan.
Memasuki 2013, perbankan syariah
juga bakal menemui beberapa tantangan. Perwakilan Asbisindo, Benny Witjaksono,
menyebut pembiayaan bidang consumer akan lebih tinggi dibanding pembiayaan non
consumer. “Pertumbuhan pembiayaan di 2013 bisa dipacu sehingga lebih tinggi
dibanding 2012,” ucapnya.
Pertumbuhan pendanaan, kata
Benny, akan lebih ketat dibanding pembiayaan, terutama untuk dana murah. Menurutnya,
perlu ada peningkatan pelayanan perbankan syariah di 2013 ini. Untuk itu,
penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten menjadi hal yang harus
dipenuhi.
“Dalam meningkatkan kualitas
perbankan syariah perlu dukungan sistem IT yang baik,” ujar Benny. Beberapa
bank pun telah mengganti platformnya seiring dengan perkembangan teknologi saat
ini, seperti misalnya Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri.
Perbankan syariah dinilai juga
harus meluncurkan produk baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sehingga tidak
kalah saing dengan produk perbankan konvensional.
sumber: dakwatuna.com-jakarta
Komentar
Posting Komentar